Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Inilah Hadiah Dari Nabi SAW Agar Mati Tak Membawa Hutang



 Meniggal yang menyisakan hutang dapat mempersulit kita  untuk masuk surga yang dijanjikan Allah.


Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda,


وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لَوْ أَنَّ رَجُلاً قُتِلَ فِى سَبِيلِ اللَّهِ ثُمَّ أُحْيِىَ ثُمَّ قُتِلَ مَرَّتَيْنِ وَعَلَيْهِ دَيْنٌ مَا دَخَلَ الْجَنَّةَ حَتَّى يُقْضَى عَنْهُ دَيْنُهُ


“Demi yang jiwaku ada ditanganNya, seandainya seorang laki-laki terbunuh di jalan Allah, kemudian dihidupkan lagi, lalu dia terbunuh lagi dua kali, dan dia masih punya utang, maka dia tidak akan masuk surga sampai utangnya itu dilunasi.”


(HR Ahmad No. 22546, An Nasa’i No. 4684, Ath Thabarani dalam Al Kabir No. 556 Syaikh Al Albani mengatakan: hasan. Lihat Shahihul Jami’ No. 3600)


Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga bersabda,


نَفْسُ الْمُؤْمِنِ مُعَلَّقَةٌ بِدَيْنِهِ حَتَّى يُقْضَى عَنْهُ


“Jiwa seorang mukmin tergantung karena utangnya, sampai utang itu dilunaskannya.”


(HR At Tirmidzi No. 1079, Ibnu Majah No. 2413, dishahihkan oleh Syaikh Syu’aib Al Arnauth dalamTahqiq Musnad Ahmad No. 10607)


Dapat penjelasan dari hadis ini, As Suyuthi memaparkan orang mati dalam kondisi berutang maka tertahan untuk mencapai tempatnya yang mulia.


Menurut Imam Al ‘Iraqi urusan orang tersebut terhenti (tidak diapa-apakan), dan tidak bisa dihukumi selamat atau binasa,


Hingga ada kejelasan nasib utangnya itu sudah dibayar atau belum.” (Tuhfah Al Ahwadzi, 4/164, Darul Kutub Al-ilmiyah, Beirut, Syamilah)


Dari saking pentingnya membayar utang, Rasulullah SAW menolak menyolati mayit yang masih punya utang saat mininggal dunia.


Dari Jabir radhiallahu ‘anhu, dia berkata,


كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُصَلِّي عَلَى رَجُلٍ مَاتَ وَعَلَيْهِ دَيْنٌ فَأُتِيَ بِمَيِّتٍ فَقَالَ أَعَلَيْهِ دَيْنٌ قَالُوا نَعَمْ دِينَارَانِ قَالَ صَلُّوا عَلَى صَاحِبِكُمْ


“Adalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak mensalatkan laki-laki yang memiliki utang.


Lalu didatangkan mayit ke hadapannya. Beliau bersabda: “Apakah dia punya utang?”


Mereka menjawab: “Ya, dua dinar. Beliau bersabda, “Shalatlah untuk sahabat kalian.”


(HR Abu Daud No. 3343, dishahihkan Syaikh Al-Albani dalamShahih wa Dhaif Sunan Abi Daud No. 3343)


Nabi hendak menerangkan pada para sahabatnya bahwa, tidak baik menunda hutang sampai meninggal, jika ia mampu membayarnya.


Doa dan Zikir


Pada suatu ketika Abu Umamah,  sahabat dari Anshar, duduk termenung di masjid di luar waktu salat.


Ttapan matanya kosong jauh menerawang. Beberapa saat kemudian, Rasulullah SAW masuk ke dalam masjid dan menghampiri Abu Umamah.


Rasulullah bertanya, “Wahai Abu Umamah, aku melihatmu duduk di masjid di luar waktu salat, apa yang terjadi denganmu?”


Abu Umamah menjawab, “Ya Rasulullah, saat ini aku dalam kesulitan membayar utang.”


Rasulullah berkata, “Aku akan mengajarkanmu beberapa perkataan positif, jika engkau mengucapkannya,


mudah-mudahan Allah SWT akan menghilangkan segala kesulitanmu dan melunasi utang-utangmu. Bacalah doa ini pada pagi dan sore hari.”


اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ


Kemudian, Rasulullah SAW melafazkan doa,


“Allahumma inni a’udzu bika minal hammi wal hazani wa a’udzu bika minal ‘ajzi wal kasali wa a’udzu bika minal jubni wal bukhli wa a’udzu bika min ghalabatid daini waqahrir rijal.”


(Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kebingungan dan kesedihan. Aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan. Aku berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut dan kikir. Aku berlindung kepada-Mu dari lilitan utang dan kesewenang-wenangan manusia).


Menurut pengakuan Abu Umamah RA, setelah ia mengamalkan dan membaca doa yang diajarkan Nabi tersebut, Allah menghilangkan kebingungan, kesedihan, kelemahan, kemalasan, ketakutan, dan utang-utangnya dapat dilunasi. (HR Abu Daud).


Selain mengamalkan doa dari Rasulullah SAW ini, jika kita diterpa banyak masalah, dirundung kegundahan, dan impitan hidup, Rasulullah SAW mengajarkan zikir:


حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيرُ


“Hasbunallah wani’mal-wakil, ni’mal-mawla, wani’man-nashir.” (Cukuplah Allah tempat berserah diri bagi kami, sebaik-baik pelindung kami, dan sebaik-baik penolong kami).


Dalam hadis bahwa saat ada seseorang datang menghampiri Nabi lalu berkata, “Rasulullah, sesungguhnya orang-orang non-Muslim telah mengumpulkan pasukan untuk menyerangmu, maka takutlah kepada mereka.


Kemudian, Nabi SAW mengucapkan, ‘Hasbunallah wani’mal-wakil.'”


Dan setelah kejadian ini, Allah menurunkan surah Ali Imran (3) ayat 173:


اَلَّذِيْنَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ اِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوْا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ اِيْمَانًا ۖ وَّقَالُوْا حَسْبُنَا اللّٰهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ


“Ketika seseorang berkata kepada Rasulullah, orang-orang Quraisy telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu,


karena itu takutlah kepada mereka, ternyata ucapan itu justru menambah keimanan mereka dan mereka menjawab,


‘Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung.'” (HR Bukhari).


Jadi Muslim dianjurkan senantiasa  melibatkan Allah setiap masalah  hidup yang dihadapi. Bukankah Allah menjanjikan:


فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا


“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” (QS asy-Syarh [94]: 5-6)

Posting Komentar untuk "Inilah Hadiah Dari Nabi SAW Agar Mati Tak Membawa Hutang"